I.
TEKA-TEKI
A.
Pengertian
dan fungsi teka-teki
Teka-teki adalah soal yang
dikemukakan secara samar-samar,biasanya untuk permainan atau untuk melatih daya
talar. Dalam kehidupan etnik lampung, teka-teki disebut dengan istilah seganing
dan ada juga yang menamakan teteduhan.
Kegiatan
berteka-teki umumnya dilakukan oleh anak-anak atau muda-mudi. Kegiatan
berteka-teki ini masih ada walaupun pelaksanaanya sudah agak jarang, di
sebabkan oleh banyaknya hiburan lain, seperti menonton TV, VCD, dst.
B.
Fungsi
dari teka-teki sebagai berikut:
·
Media untuk
meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap kebudayaan daerah
·
Media pengasah pikiran
·
Hiburan untuk
menghilangkan kejenuhan
·
Pengisi acara dalam
muda-mudi (untuk saling mengenal atau mempererat hubungan)
C.
Bentuk
Dan Contoh Teka-Teki
a) Bebai
tuho gegak ngelahhai. Nyokidah?
Artinya:
“perempuan tua jatuh sambil terbahak-bahak. Apakah itu?
Jawab:
“belaghak gegak” ( pelepah nyiur yang sudah kering jatuh)
b) Sanak
lunik sekacak ago meno. Nyokidah?
Artinya:
“anak kecil berebut untuk saling mendahului. Apakah itu?
Jawab:
caluk/kukut (kaki)
c) Sanak
lunik ngelilingei nuwo. Nyokidah?
Artinya:
“anak kecil mengelilingi rumah. Apakah itu?
Jawab:
pakeu/paku (paku)
a) O:
sanak sangomuaghei lapah di sabah.
Makai kawai besi, kepiahno adek bah. Nyokidah?
Artinya:
“serombongan anak (bersaudara) berjalan sawah.
Memakai
baju besi, kopiahanya dibawah. Apakah itu?”
Jawabanya:
Kuwel (Keong)
b) O:
wat kayeu sangobatang, tuweh di uleu tulung
Wakakno tijjang-tijang, anjak deh tigeh lambung. Nyokidah?
Artinya:
“ada kayu sebatang, tumbuh dihulu sungkai
Akarnya panjang-panjang, dari bawah
keatas. Apakah itu?
Jawabanya:
ghunih (pelangi)
II.
MANTRA
Mantra
adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib, seperti dapat
menyembuhkan, dapat mendatangkan celaka, dst. Dalam kehidupan etnik lampung
mantra dikenal dengan istilah memang. Nama memang bermacam-macam ada yg disebut
dengan istilah asihan (penarik simpati) pebukkem/pebukkom (pembuat orang tidak
bisa berkata) peghepek/peghepok balung (penghilangan kekuatan seseorang).
1
Fungsi
dari mantra yaitu:
a) Memperkuat
mental dan rasa percaya diri.
b) Mengusir
roh jahat, misalnya kesurupan, yang sering menggangu kehidupan manusia.
c) Mengobati
orang sakit.
d) Mengalahkan
kekuatan alam sekitar, misalnya menjinakan binatang buas.
2
Contoh
dari Mantra:
a) Mantra
untuk menguji kesetiaan seseorang
O: kain
andak sulam setero. Kitemen sayang di nyak, pusau pudak jama dado.
(kain putih bersulam sutra. Jika benar
sayang pada saya, usap muka dan dada).
b) Mantra
pada saat bercocok tanam
O: nyak
ngittarken nikeu lapah, unut jamomeu sai ramik
(saya mengantarkan kamu pergi, carilah
temanmu yang lain)
c) mantra
pada saat memakai kain atau sarung
O: Injung-injung
pakai bepinjung; kipak salah di pinjungkeu
kenawat bagho di pudakkeu.
(Kain untuk bersarung, meskipun salah
pada sarungku, bulan purnama di mukaku)
d) Mantra
untuk menyembuhkan sakit kepala
O: hak
tawar, biso tawar; lain nyak sai ngeguai tawar, allah sai nawarei
(hak tawar, bisa tawar; bukan saya yang
membuat tawar, allah yang menawari)
e) Mantra
pada saat mandi
O: kutimbuk
wai bungo, milei di kanan kirei (kusiram air (bertabur) bunga, mengalir dikanan kiri)
aghat segalo celo, nyak gegeh
bidodarei (hilang segala cela (aib), saya seperti bidadari).
III.
PERIBAHASA
1
Pengertian
peribahasa
Peribahasa
merupakan bahasa kiasan atau figuratif yang bisa berupa kalimat ataupun
kelompok kata yang tetap susunannya. . Beberapa peribahasa merupakan
perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh
perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpama.
Peribahasa lampung dapat dibedakan
menjadi enam bentuk yaitu, pepatah, bidal, perumpamaan, ibarat, pemeo, dan
ungkapan. Contohnya sebagai berikut:
Bidal
Pada awalnya, pengertian bidal sebatas nama benda
penutup ujung jari tangan yang biasa dipakai saat menjahit agar tangan tidak
tertusuk jarum. Namun dalam perkembangan selanjutnya, Bidal lebih diartikan
sebagai peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran,
dan sebagainya. bidal biasanya berupa kalimat singkat yang memiliki makna
kiasan atau figuratif yang bertujuan menangkis, menyanggah, atau menyindir.
Pengungkapan pikiran dan perasaan demikian tidak secara langsung, tapi dengan sindiran,
ibarat, dan perbandingan. Dilihat dari bentuknya, bidal tergolong dalam puisi
lama. Alasannya bentuk bidal yang singkat atau tidak sepanjang prosa.
Bagaimanapun
bidalan tidak didahului oleh kata sendi nama seperti, bagai, laksana dan
umpama. Perbedaan antara bidalan dengan pepatah ialah bidalan lebih kerap
diguanakan, mempunyai nilai, ilmu dan pengajaran, sedangkan pepatah lebih
ringkas sifatnya dan tidak mempunyai pengajaran.
Contoh
atau bentuk dari Bidal yaitu:
a) Acak
matei ghah anjakdi ughik unyah. (lebih baik mati bersimpah darah dari pada
hidup menanggung hina).
Artinya: jangan gentar membela yang
benar atau dalam mempertahankan hak dan nama baik.
b) Di
kedo biduk teminding, di san wai tenibo. (dimana biduk berhenti, di situ air di
timba).
Artinya: pandai-pandailah membawa diri,
bersikaplah sesuai dengan adat-istiadat setempat.
c) Kalah
ngebelei, menang makai.(kalah membeli, menang memakai).
Artinya: lebih baik mahal tetapi
mempunyai kualitas yang bagus dari pada murah tetapi cepat rusak/tidak berkualitas.
d) Mo
lain meso ngupah. (lidah bukan di peroleh dengan cara mengupah)
Artinya: bertutur sapalah dengan baik,
pandai-pandailah berbasa-basi.
e) Seghem
matei ulah madeu. (semut mati oleh madu)
Artinya: sikap yang keras akan menjadi
lembut oleh tutur sapa yang baik;kejahatan akan luluh oleh kebaikan.
Pepatah
atau perbilangan mempunyai struktur yang hampir sama
dengan pepatah dan bidalan melainkan perbilangan disusun berangkap-rangkap
seperti ikatan puisi. Setiap rangkai pepatah terdiri daripada dua baris atau
lebih dan disebut satu demi satu seolah-olah orang sedang membuat perbilangan
atau perkataan. Ia berkait rapat dengan adat istiadat, undang-undang atau
peraturan masyarakat.
Contoh
atau bentuk dari pepatah :
a) Appai
ago nunas, ano kak sikah munih (seseuatu yang ditanam baru akan bertunas,
rupanya telah sampai atau patah).
Artinya: jerih payah yang dilakukan baru
menampaka tanda-tanda akan berhasil, rupanya telah mendapat rintangan sebelum
hasilnya terwujud.
b) Awek
lunan sumang nipei (tidur satu bantal tapi berlainan mimpi).
Artinya: meskipun datang bersama-sama,
tujuan berlainan atau tidak sama.
c) Cappok
wai mak baseh, cappak apui mak tutung.(masuk ke sungai tidak basah, masuk
kobaran api tidak terbakar).
Artinya: gagah berani tidak gentar dalam
menghadapi resiko apapun.
d) Buwek
pido agheng, pilih sumang-sumang. (rambut sama hitam pendapat berbeda-beda).
Artinya: tidak ada orang yang memiliki
pemikiran yang sama walaupun berasal dari kelompok yang sama.
e) Akik
atung kutunggang, nyo lagei ki lihai. (sedangkan balok(penyangga) saya pikul,
apatah lagi hanya lidi).
Artinya: sesuatu yang berat pun bisa di
kerjakan apa lagi sesuatu yang ringan.
Pameo
Merupakan peribahasa yang berupa semboyan, berfungsi
untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana. Contoh:
a) Balang
buto kanen puyuh (belalang buta makanan burung)
Artinya: orang bodoh snatapan orang
pandai.
b) Cadang
pai mangi wawai (rusak dulu baru baik)
Artinya: tiada keberhasilan tanpa
pengorbanan.
c) Lagei
ambau cekugh (masih bau kencur)
Artinya: masih terlampau muda atau belum
memiliki pengalaman.
d) Nawai
buho langui (mengajar buaya berenang)
Artinya: mengajar seseorang yang memang
sudah ahli mengenai sesuatu yang sedang di ajarkan.
e) Kak
nayah mengan uyah ( sudah banyak makan garam)
Artinya: telah berpengalaman banyak
Perumpaan
tergolong dalam peribahasa berlapis, iaitu
mengandungi makna tersurat dan tersirat. Terdapat dua bentuk perumpamaan, iaitu
yang menyatakan perbandingan secara terang-terangan dan yang tidak menyatakan
perbandingan secara terang-terangan.
Perumpamaan
yang menyatakan perbandingan secara terang-teranan didahului dengan kata-kata
perbandingan seperti, umpama, bagai, laksana, ibarat dan baik; manakala
perumpamaan yang tidak disebutkan perbandingan tidak didahului kata-kata
perbandingan tersebut.
Contoh
atau bentuk perumpamaan yaitu:
a) Gegeh
ditettes bulung layeu, dikegheh aseu buto (seperti ditimpa daun layu, di gigit
anjing buta)
Artinya: sangat meyakitkan karena
berlawanan atau bertengkar dengan orang yang setatusnya lebih rendah dari kita.
b) Gegeh
anak manuk aghat kelabi(kacau dan bercerai-berai)
Artinya: pembicaraan atau permohonan
yang tidak di perdulikan oleh orang yang di ajak bicara.
c) Gegeh
apui mengan wek (seperti api makan sekam)
Artinya: tenang, proses nya tidak
tampak, tetapi hasilnya nyata; tampak tenang tapi membahayakan.
d) Gegeh
baccik di bah undem (seperti katak di bawah tempurung)
Artinya: picik atau sombong karena
kurang pergaulan.
e) Gegeh
diiris sembileu (seperti diiris menggunakan sembilu)
Artinya: hati yang sangat sakit karena
seseorang.
Ungkapan/idom
ialah penggabungan dua buah kata yang membentuk arti baru tapi tidak
menunjukkan makna sebenarnya atau kiasan. Sering disebut dengan makna kiasan.
Contoh :
a) Keghas
ulu (keras kepala) = tidak bisa diatur.
b) Tijang
pungu (panjang tangan) = suka mencuri
c) Kedol
pudak ( tebal muka) = tidak tahu malu
d) Balak
hulu (besar kepala) = sombong
e) Keghas
hati (keras hati) = tidak bisa diatur
Tamsil
/ Ibarat
Tamsil
atau Ibarat adalah kiasan yang sering menggunakan perkataan 'ibarat' untuk
membuat perbandingan tentang sesuatu perkara. Ia bertujuan untuk menjadikan
maksudnya bertambah nyata.
Contoh:
a) Gegoh ilmu
paghi, tambah ngisi tambah cungguk. Artinya ; seperti ilmu padi, semakin berisi
semakin merunduk. Maksudnya ; orang yang semakin banyak ilmunya akan semakin
merendahkan diri / tidak sombong.
b) Gegoh benang
andak,basing cappakno jadei. Artinya ; seperti benang putih, digunakan untuk
menjahit kain bewarna apapun akan serasi. Maksudnya ; orang yang serba bisa di
tempatkan dimna pun akan dapat diandalkan.
c) Dang bulat gegoh
ketupat, tapi pukem gegoh isem. Artinya ; jangan bulat seperti ketupat, tetapi
bulat seperti embacang. Maksudnya ; keputusan yang di ambil janganlah karena
terpaksa, tetapi atas dasar mufakat.
d) Gegoh
nyappakken uyah di lawet, gelik mak makko guno. Artinya ; seperti mencampakan
garam di laut, habis tiada berguna. Maksudnya ; bantuan yang sia-sia/nasehat
yang tiada berguna.
e) Gegoh
kembang ghedak, semuluh mak beambau. Artinya ; seperti bunga dadap warnanya
merah tetapi tidak harum. Maksudnya; gadis yang cantik molek, tetapi tidak
dihiraukan orang karena perangai/sikapnya tidak baik.
IV.
PUISI
A.
Pengertian Puisi
Puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas
diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi (rima, ritma, dan metrum),
dan tipografi puisi. Struktur batin terdiri atas tema, nada, perasaan, dan
amanat. Kedua struktur itu terjalin dan terkombinasi secara utuh yang membentuk
dan memungkinkan sebuah puisi memantulkan makna, keindahan, dan imajinasi bagi
penikmatnya.